Thursday 17 December 2015

Bentuk Karakter Anak Didik

Ilustrasi Bentuk Karakter Anak Didik
Lembaga pendidikan Madrasah diharapkan pula menciptakan para mubaligh, ustadz atau cendikiawan muslim untuk generasi penerus yang akan berjuang menyebarkan syiar Islam. Karena basik Madrasah adalah keagamaan maka, sudah pasti lulusan Madrasah harus menjadi orang yang berguna terutama menyangkut pada bidang keagamaan. Jangan sampai lulusan Madrasah tidak mahir apa-apa. Tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena ilmu yang didapatkan tidak berkah.

Hal itu diungkapkan pemerhati dunia pendidikan Asep Saepul Malik, melalui surat elektroniknya. "Jika dibandingkan dengan sekolah umum, pelajaran yang bermuatan keislaman hanya di spesifikasikan kedalam satu mata pelajaran saja yakni PAI. Dalam satu minggu biasanya hanya 2 atau 1 jam pelajaran saja. Berbeda dengan Madrasah, dalam satu minggu bisa terhitung lebih banyak. Karena lingkupnya keagamaan, maka pelajaran yang berbasic Islam lebih diperbanyak dan diutamakan. Dan ini menunjukan bahwa Madrasah lebih kental dengan nilai-nilai spiritualnya," ucapnya.

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah hal yang sangat penting dan menjadi central. Karena Madrasah mempunyai tanggungjawab untuk mendidik, membina para peserta didik khususnya dalam Pendidikan Agama Islam. Para peserta didik diharapkan mampu mentranformasikan akhlak yang baik (akhlakul kharimah). Sesuai dengan ajaran agama Islam. Bukan hanya menitik beratkan pada sisi kognitif saja.Terkadang hari ini Madrasah dianggap sebelah mata oleh sebagian orang. Mereka lebih cenderung masuk kedalam sekolah umum yang hanya sedikit mata pelajaran PAInya.

Apalagi sekolah-sekolah umum favorit, sepertinya menjadi dambaan untuk mereka yang mendambakannya. Madrasah bisa dibilang sekolah yang hanya di minati ketika para siswa tidak diterima disekolah umum negeri. Artinya madrasah hanya dijadikan sekolah pelarian semata oleh para murid. Relevansi utama Madrasah dan pesantren adalah dari muatan pelajaran Islam yang dipelajarinya sama-sama mengadopsi pelajaran keislaman, bahkan lebih diutamakan. Seperti halnya belajar kitab kuning atau kitab-kitab klasik. Belajar kitab kuning hari ini bukan hanya didalam pondok pesantren saja, tetapi di Madrasah pun pembelajaran kitab kuning juga diterapkan. Hanya saja yang membedakan adalah system atau peraturan yang dibuat dari masing-masing lembaga. Jika pesantren sifatnya hanya dikepalai oleh Sang Kyai sebagai pimpinan yang disepuhkan, akan tetapi berbeda dengan Madrasah yang sifatnya formal yang terhubung dengan pemerintah.

Dengan hadirnya Madrasah, diharapkan mampu memberi perubahan yang signifikan terutama dalam membentuk akhlak para peserta didik. Mampu membentuk karakter yang baik. Karena hari ini moralitas para pemuda seakan tandus. Dan ironisnya ini menimpa pada peserta didik kita sendiri. Mau seperti apa generasi anak muda kedepan jika peserta didiknya pun sudah sering melakukan tawuran. Dunia pendidikan seakan tercoreng dengan aksi mereka. Pendidikan seakan menjadi bias, tidak mampu menciptakan apa-apa. (*)


Posted by: Siti Badriyah
Berita News Karawang Updated at: 19:32

No comments:

Post a Comment