Sunday 14 February 2016

Forum Peduli Anak Autis Gelar Aksi Solidaritas

AUTIS: Salah satu komunitas yang tergabung dalam solidaritas anak autis menyajikan musik panggung.
Forum peduli anak autis, Minggu (13/2) malam menggelar aksi solidaritas untuk anak autis. Mereka mengajak sejumlah komunitas di Kabupaten Karawang untuk bersepakat menghentikan pemakaian kata autis dalam candaan.

Penyelenggara aksi, Yayan Sopian mengatakan gelaran aksi merupakan perwujudan rasa kepedulian dari pemuda di Karawang tentang dunia autis, khususnya pemakaian kata 'autis' dalam candaan di masyarakat sering dilakukan sebagai ejekan. "Sering sekali kita mendengar kata autis terlontarkan dalam candaan dan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya masyarakat menganggap autis itu paling hina, melihat fenomena itu kami mencoba membuat aksi solidaritas dengan memberikan pemahaman tentang dunia autis dan mengajak untuk bersepakat tidak memakai kata autis dalam candaan," ujarnya.

Dia menambahkan gelaran aksi sendiri dipadukan dengan konser amal dan talkshow dengan mengundang puluhan komunitas di Karawang. Materi-materi tentang pemahaman  dunia autis pun seakan menjadi pengalaman baru untuk para komunitas yang hadir. "Ada sekitar 20 komunitas kami undang dan aksi ini juga kami padukan dengan konser amal bertujuan menggalang dana dan talkshow tentang dunia autis yang bekerjasama dengan Rumah Autis Karawang," katanya.

Sementara itu, Pengelola Rumah Autis Karawang Mia Sukmawati menjelaskan aksi kepedulian terhadap dunia autis memang perlu digalakkan, karena kata Mia, kegiatan kepedulian terhadap autis sangat jarang terdengar. "Di Karawang ini jarang sekali kegiatan- kegiatan sosial khususnya focus bagi dunia autis," tuturnya saat diwawancara usai talkshow.

Terkait dampak candaan dengan memakai kata autis, dia menjelaskan para penyandang autis tidak akan berpengaruh tapi akan terasa berdampak pada psikologis keluarga penyandang autis. "Mereka (penyandang autis) tidak akan mendapat dampak dari ejekan atau candaan itu, tetapi akan terasa berdampak kepada keluarga mereka dari psikologisnya akan terganggu, karena ini tentang kemanusiaan, autis juga manusia dan sama seperti kita," terangnya.

Mia juga menjelaskan, sekitar 500 lebih anak di Karawang menyandang autis, namun dalam beberapa kasus yang ditemukan orang tua terkadang tidak mengetahui gejala-gejala autis dan membiarkan tanpa perhatian khusus sampai dewasa. “Banyak kasus orang tua tidak mengetahui anaknya mengalami autis bahkan ada yang mengira anaknya mengalami kesurupan dan gila,” ucapnya.

Lebih lanjut Mia mengatakan, hal tersebut ditemukan setelah orang tua tersebut bercerita atau terkadang pihaknya mendatangi lokasi anak yang diperkirakan mempunyai gejala autis. “Ada orang tuanya yang membawa anaknya ke orang pintar setelah dia (orang pintar) itu memvonis si anak mengalami kerasukan kakek-kakek. Padahal dari beberapa gejala, anak tersebut merupakan penyandang autis,” ungkapnya.

Menurut Mia, autis adalah seseorang yang mengalami gangguan pekembangan dalam komunikasi, interaksi sosial, gangguan indriawi, pola bermain dan perilaku emosi. Ada 10 hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mengetahui gejala autis. “Perkembangan bicara yang lamban atau sama sekali tidak mampu bicara, tidak mengungkapkan emosinya, tidak peka terhadap perasaan orang lain selanjutnya adalah tidak merespon ketika namanya dipanggil meski indera pendengarannya baik, tidak mau bermanja-manja atau dipeluk, cenderung menghindari kontak mata, tidak bisa memulai percakapan obrolan, nada bicara yang datar misalnya seperti robot, sering mengulangi kata-kata tetapi tidak dengan frase yang tepat, Cenderung tidak memahami pertanyaan atau petunjuk, tidak dapat memahami interaksi sosial yang umumnya seperti menyapa dan jarang menggunakan bahasa tubuh. Jika ada 3 gejala tersebut orang tua patut memberikan perhatian,” ungkapnya.

Setelah mengetahui gejala autis, maka diharapkan orang tuanya untuk segera membawa anaknya ke tempat terapi atau sekolah khusus. “Kalau saya sendiri di Rumah Autis Karawang, dimana kita menyediakan layanan terapi dan sekolah khusus untuk anak kebutuhan khusus terutama untuk dhuafa atau warga yang kurang mampu,” kata dia.

Dalam aksi tersebut donasi dari hasil konser amal diberikan langsung kepada Rumah Autis Karawang untuk membantu para penyandang autis dari keluarga kurang mampu. Dan meski ditunda beberapa jam dikarenakan hujan deras, aksi tetap berlanjut hingga usai.(*)


Posted by: Siti Badriyah
Berita News Karawang Updated at: 22:45

No comments:

Post a Comment