Sunday 9 August 2015

Pembenahan Wisata Belum Jadi Primadona Kebijakan

Kendati era pemerintah di Karawang sudah berganti penguasa berkali-kali, namun belum ada yang mau menjamah objek-objek wisata sebagai aset daerah. Padahal dari sektor ini amat berpotensi menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mampu menyokong pembangunan di kabupaten ini.

"Entah apa yang menjadi alasan mendasar pemerintah daerah tidak menempatkan objek-objek wisata sebagai program yang pantas diunggulkan untuk dikembangkan. Padahal dari sektor itu sudah jelas amat mampu menjadi penyumbang pendapatan asli daerah yang tidak kecil. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa Barat, Karawang bisa jadi paling banyak menyimpan potensi wisata, termasuk yang belum tergali," tutur pemerhati masalah kebudayaan, Ade Naryo, melalui surat elektroniknya, baru-baru ini.

Ade menilai tidak ada 'political will' untuk perioritas pembenahan tempat wisata di Karawang. Keberadaan objek-objek wisata seperti hanya sebagai pelengkap keindahan daerah bersangkutan. Padahal potensi-potensi itu bisa menjadi tolak ukur eksistensi pemerintah daerah terhadap pemerintahan di daerah lain, bukan sebatas penyumbang PAD semata. Beberapa hal yang bisa menjadi tolak ukur belum adanya political will terhadap potensi-potensi wisata, seperti persoalan infrastruktur dan sarana prasarana pendukung objek wisata. "Visi dan Misi Pemda bukan Wisita tapi kesejahteraan rakyat yang didukung pertanian dan indusrti.

Pembenahan wisata karawang tidak menjadi primadona kebijakan mungkin karena tidak menguntungkan secara politik. Ini bisa jadi salah satu alasan tidak adanya political will terhadap objek wisata," tandas Ade.
Memang, harus diakui Kabupaten Karawang berpotensi untuk menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Selain wisata alam dan sejarah kabupaten ini juga diperkaya oleh wisata pantai. Hanya saja potensi-potensi tersebut belum terolah secara optimal. Ketidak cakapan pemerintah Karawang dalam membaca peluang PAD ini menjadi pemicu mencuatnya berbagai opini ditengah masyarakat dan pemerhati budaya dan wisata saat ini.

Mereka menilai hanya ketidak jelian tetapi juga dari Pemkab sendiri yang terkesan enggan menaruh perhatian kesana. Padahal untuk mengembangkan wisatanya banyak hal bisa dilakukan, termasuk mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung wisata. Seperti potensi mahasiswa sebagai penyampai informasi efektif, hingga kini sama sekali belum dilirik. Padahal insan akademisi itu amat berpotensi menjadi duta-duta wisata. "Yang paling murah dan gampang adalah menerima mahasiswa-mahasiswa dari kampus untuk KKN atau kuliah kerja nyata di karawang. Khususnya di daerah-daerah yang punya potensi objek wisata. Belajar dari kota jogja yang saya tempati saat ini, bermodalkan mahasiswa-mahasiswa yang KKN objek wisata yang tadinya tidak terjamah sekarang jadi surga wisata di jogja," ungkap Rini, pemerhati masalah pariwisata di Karawang.

Rini mencoba menyorotinya dari sisi publikasi. Menurutnya kalau saja keberadaan objek-objek wisata itu dipublikasikan secara serius bukan hal yang tak mungkin jika Karawang akan menjadi daerah tujuan wisata utama. Dia bahkan mencontohkan seperti yang dilakukan pemerintahan Jogyakarta. Mereka mengoptimalkan peranan mahasiswa bukan hanya sebagai duta-duta wisata tetapi juga mitra wisata dalam hal menggali potensi-potensi objek wisata bersangkutan. "Cek wisata goa pindul di jogja, yakinlah karawang memiliki potensi yang tinggi," ungkap Rini.

Tentu saja itupun masih harus mendapat dukungan sarana dan prasarananya. Seperti infrastruktur jalan dan akomodasi pendukung lain. Sebab, biar bagaimanapun kondisi jalan paling berperan untuk menentukan kunjungan wisatawan ke objek wisata bersangkutan. Hal inilah yang diungkapkan komentator Febryanti Bunda Fhazio. "Sarana dan prasaranya harus diperbaiki. Akses menuju tempat wisatanya juga harus diperbaiki. Selain objek wisatanya dapat terkelola dengan baik," ujarnya. (*)
Posted by: Siti Badriyah
Berita News Karawang Updated at: 23:54

No comments:

Post a Comment