Salah seorang pengurus FSPMI Purwakarta, Ade Supyani menjelaskan, dalam kerusuhan saat unjuk rasa di PT Indofood CBP tahun 2014 lalu, seharusnya pihak buruh yang paling dirugikan. Karena, pihak perusahaan hanya mengalami kerugian dikisaran puluhan juta rupiah. Sementara untuk buruh mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah saat bentrok dengan aparat kepolisian yang mengawal aksi unjuk rasa tahun lalu itu.
"Nilainya bisa mencapai 200 juta lebih kerugian yang dialami para buruh. Kendaraan roda dua milik buruh yang di rusak saja mencapai puluhan," kata Ade, saat menggelar aksi solidaritas di depan PN Purwakarta.
Kasus yang terjadi pada tahun 2014 lalu ini, kata Ade, seharusnya sudah tuntas. Tapi pihak perusahaan malah menuntut para buruh dan melaporkan tiga orang buruh yang dianggap sebagai pelaku pengrusakan fasilitas perusahaan. "Ada tiga orang buruh yang saat ini menjalani sidang di PN, ketiganya disidangkan dengan tuntutan berupa pengrusakan pos satpam di PT Indofood CBP," jelas dia.
Ade juga menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah mengawal aksi para buruh, agar tetap kondusif. "Selama ini pihak kepolisian selalu mengawal aksi-aksi kami dengan baik," papar dia.
Sementara, pihak kepolisian Polres Purwakarta mengawal ketat aksi para buruh di depan PN Purwakarta. Ratusan personil kepolisian di siagakan dengan perlengkapan anti huru hara. Serta menyiagakan satu unit mobil water canon di depan Pengadilan Negeri. "Kurang lebih kami menurunkan 2 Kompi anggota untuk pengamanan kali ini," singkat AKP Suparlan, Kasat Shabara Polres Purwakarta. (*)
No comments:
Post a Comment