Monday 31 August 2015

Polisi Masih Dalami Kasus Kematian Egi

Hingga kemarin, penyidik satuan reserse kriminal (Satreskrim) telah memeriksa lima saksi terkait Egi Amar (20) warga Kampung Lubangsari, Kelurahan Karawang Wetan yang tewas dibunuh pelaku saat melerai perkelahian antar pemuda pada bazzar Karawang Clothes Fest yang digelar di komplek Perumahan Grand Taruma, Karawang, Jumat (28/8) malam lalu.

"Kami masih memintai dan mendalami keteranagan para saksi baik  keluarga, teman  serta orang yang membantu korban ke rumah sakit,” kata kasat Kasatreskrim Polres Karawang AKP Doni Satria Wicaksono kepada wartawan diruang kerjanya, Senin (31/8).

Dikatakannya, selain memintai keterangan dari sejumlah saksi, pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara(TKP), pada saat malam kejadian.Bahkan, jenazah korban sebelum diserahkan ke pihak keluarga  juga telah dilakukan otopsi. Meski begitu, sambungnya, pihaknya  belum mendapatkan keterangan resmi dari dokter forensik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang terkait penyebab kematian korban. “Mengapa korban dibunuh, sampai sekarang belum jelas," terangnya.

Berdasarkan hasil olah TKP, korban ditusuk pelaku saat berusaha melerai keributan antar pengunjung yang dipicu satu sama lain saat joget. Sementara, teman korban Rafi, terluka dan dirawat di RS Bayukarta Karawang. Korban tewas diduga  akibat luka tusuk di bagian perut yang tembus hingga ke paru-paru. Setelah berusaha melerai keributan antar pengunjung yang dipicu satu sama lain saat joget.

Suhendi, salah seorang saksi di TKP mengatakan, keributan sudah terjadi sejak artis live musik itu naik keatas panggung.Hentakan musik membuat para penonton larut dan ikut berjoget. Kondisi tersebut membuat para pengunjung yang sedang berjoget saling bergesek dengan pengunjung lainnya. Keributan kecil di satu titik menular hingga kemana mana. “Musiknya kan Underground keras. Jogetnya ada istilah moshing  yang jogetnya pada agresif gitu kadang saling tabrakan, memang itu joget ciri khas penggemar musik underground. Makanya, joget tersebut membuat yang lain tersinggung dan akhirnya ribut,” jelasnya.

Saat itu, lanjut Suhendi, perkelahian antarpengunjung sudah mulai memanas, petugas keamanan yang kebanyakan dari petugas keamanan Grand Taruma, berusaha menenangkan dan bahkan sempat hendak menghentikan acara. Pasalnya, ada beberapa pemuda yang diduga mabuk seperti terlibat sempat mau adu jotos. “Pas acara bubar, di luar ada keributan. Sepeda motor yang parkir pun ditendang sampai terguling,” katanya.

Awalnya, Suhendi bersikap cuek melihat perkelahian antarpengunjung tersebut.Namun setelah mendengar teriakan minta tolong dari kerumunan warga, dirinya mencoba mendekat dan mendapati  korban sudah tergeletak dan berlumuran darah di depan gerbang masuk grand taruma. “Saya tahu ada yang di tusuk pas temen saya bilang. Si Egong (Egi) kena tusuk pas mau misah yang berantem. Saat itu yang nolong juga sempat kebingunan, karena tak ada satupun yang mau angkut korban ke rumahsakit.  Korban sempat di gotong sana sini tanpa ada ambulan sama sekali, ” tuturnya.

Suhendi menyayangkan peristiwa tersebut terutama karena minimnya aparat kepolisian yang berjaga di lokasi tersebut. Ironisnya, petugas terlihat banyak setelah peristiwa penusukan tersebut terjadi. “Saya juga heran kenapa polisi sedikit sekali pada saat konser musik itu berlangsung,” keluhnya. (*)
Posted by: Siti Badriyah
Berita News Karawang Updated at: 22:25

No comments:

Post a Comment