Monday 24 August 2015

Trayek Angkot Masih Perlu Dibenahi

Kualitas angkutan umum amat sangat perlu ditingkatkan. Itu karena angkutan umum sangat diperlukan oleh masyarakat lantaran menjadi bagian dari perekonomian masyarakat.

Hal pertama yang mesti diperbaiki untuk meningkatkan kualitas layanan angkot adalah terminal. Sarana ini bagian sarana vital transportasi yang mesti terpenuhi, selain rambu-rambut lalu lintas yang benar. Untuk terminal saja sampai saat ini Karawang belum memiliki terminal yang layak untuk menampung angkot. Satu-satunya yang ada adalah Terminal Klari. Sayangnya, terminal ini ternyata tak lebih dari terminal bayangan yang hanya dilewati angkot.

Fasilitas penting bidang transportasi ini yang disoroti pemerhati masalah transportasi Joehari, melalui surat elektroniknya, baru-baru ini. Dia menyesalkan banyaknya angkot yang justru ngetem dipinggir jalan menunggu penumpang ketimbang di dalam terminal. "Banyak terminal di karawang yang tidak berfungsi, angkot malah ngetem di pinggir jalan bukan di terminal, sehingga terjadi kemacetan. Selain itu dari kondisi mobil itu sendri banyak angkot yang sudah tidak layak jalan. Hal-hal seperti ini mestinya menjadi perhatian pemerintah Karawang jika ingin kualitas layanan angkutan umumnya memiliki standar kualitas transportasi umum," ucapnya.

Hal lain yang mestinya mendapat sorotan adalah sarana dan prasarananya termasuk infrastruktur yang mendukung kualitas layanan tranposrtasi tersebut. Seperti diungkapkan Pepi Tea, juga pemerhati masalah lalulintas. "Kualitas layanan angkot di Karawang perlu ditingkatkan. Kalau dilihat dari sarana dan prasarananya termasuk infrastruktur yang ada belum memadai, jarak tempuh yang dilalui belum sesuai serta jumlah trayek yang ada juga belum menenuhi standar," ucapnya.

Belum lagi, lanjut dia dari masing-masing paguyuban angkotnya punya beking, dan kepemilikan angkot-angkot tersebut hanya milik perseorangan bukan berbentuk PO (milik Perusahan). Intinya, masih banyak yang perlu dipertimbangkan apalagi mengenai isi perut, pasti susah diaturnya.

Padahal sekitar 60 persen angkutan kota (angkot) tidak layak beroperasi karena dinilai tidak sesuai dengan standar keselamatan penumpang. Karenanya perlu adanya penertiban terhadap angkot dan pengemudinya. Namun juga harus dipikirkan jalan keluar yang terbaik bagi para pemilik angkot dan pengemudi. Seperti dalam melakukan peremajaan armada angkot, pemerintah bersama jajaran terkait harus membantu dan memberikan program peremajaan armada yang tidak terlalu memberatkan pemilik angkot. Begitu juga dalam menertibkan para pengemudi angkot (pengemudi bodong) yang tidak mampu membuat SIM (karena biaya), harus ada yang bisa berkiprah membantunnya dengan cara mencicil.

Organisasi angkutan darat (organda) misalnya atau kopaka (koperasi angkot karawang). Organisasi-organisasi ini mestinya dilibatkan secara optimal. Selain itu, seragam Pengemudi Angkot mungkin juga bisa alternatif sebagai bagian dari penertiban. Bukan hanya itu, permasalahan lain yang juga terkait dengan masalah lalu lintas yang perlu dibahas adalah soal kapasitas kendaraan yang ada saat ini Karawang. Namun, untuk itu perlu diikuti dengan penataan kota secara memadai.

Memang, revitalisasi tata kota adalah hal mendesak yang mesti dilakukan. Namun ada hal-hal penting yang hendaknya menjadi prioritas revitalisasi. Artinya disini, revitalisasi nantinya bukan hanya terpokus kepada masalah drainase saja tetapi hal yang juga tak kalah penting adalah pelebaran jalan. Ini juga mesti mendapat sorotan serius.

Sebab, jika melihat kondisi sekarang pembangunan jalan (kalau memang ada penambahan panjang jalan) dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor tidak sebanding. Artinya panjang dan lebar jalan saat ini sudah tidak mampu lagi menampung kendaraan yang jumlahnya sudah sangat banyak. (*)
Posted by: Siti Badriyah
Berita News Karawang Updated at: 01:51

No comments:

Post a Comment